Pmiipacitan.or.id, PACITAN - Menurunnya minat pemuda menjadi petani dengan alasan nilai pendapatan yang rendah sudah menjadi tren era industri dan pembangunan infrastruktur. Seperti diungkapkan Ketua PC PMII Pacitan, Jawa Timur Indra Hermawan.
Indra menilai hal itu dipicu oleh banyaknya anggapan bahwasanya profesi petani tidak menjamin secara finansial. "Pandangan seperti itulah yang menjadikan generasi hari ini tidak terlalu minat dalam hal pertanian," katanya, Senin (27/9/2021).
Ia menambahkan jika karena rendahnya minat anak muda menjadi petani disebabkan karena rendahnya pendapatan, maka tidak perlu minder.
"Padahal kita tahu bahwa petani lah yang memberikan stok ketersediaan bahan pangan di negeri ini, tidak perlu minder. Justru malah bangga," imbuhnya.
Lebih lanjut, menurut Indra, selain pendapatan dari sektor pertanian dinilai kurang menjanjikan, Indonesia menghadapi alih fungsi lahan produktif ke perindustrian dan infrastruktur jalan.
"Saat ini generasi muda dihadapkan dengan era industri dan infrastruktur jalan, sehingga banyak lahan produktif yang seharusnya untuk menanam dialihfungsikan," terangnya.
Sementara itu, Indra melanjutkan di zaman serba teknologi pemuda bisa membuat inovasi dalam bidang pertanian melalui peluang harga pasar.
"Kita bisa membuat inovasi dan terobosan misalnya dengan membaca peluang harga bahan pangan yang ada di pasar seperti bawang, cabai dan sayuran misalnya. Jadi jangan bicara penghasilan dulu," ucapnya menegaskan.
Selain itu Ketua PC PMII yang baru saja dilantik pada Minggu (19/9/2021) kemarin mengungkapkan sektor pertanian menjadi penyelamat ekonomi nasional di tengah pandemi Covid-19.
Untuk itu, PMII Pacitan akan terus mendorong pemerintah untuk lebih memperhatikan potensi pertanian yang harus diperankan oleh generasi muda. "Pemerintah mestinya sadar dan harus meyakinkan generasi muda untuk bisa mengembangkan pertanian dengan inovasi dengan cara melakukan edukasi maupun pelatihan produktif," jelas Indra Hermawan menyoroti berkurangnya minat pemuda untuk bertani. (*)